Minggu, 24 April 2016

DOSA WANITA YANG PALING DI BENCI ALLAH SWT

    Setiap muslimah tentu sangat mengharapkan kehidupan yang bahagia dan mulia, baik di dunia terlebih lagi kehidupan di akhirat yang abadi. Untuk mendapatkan kebahagiaan dan kemuliaan tersebut, seorang muslimah harus memenuhi beberapa persyaratan, dan syarat yang paling utama adalah agar selalu menghiasi kehidupan di dunia dengan senantiasa melakukan amal kebajikan serta sekuat mungkin menghindarkan diri dari perbuatan dosa dan kemaksiatan.
   Untuk menghindarkan diri dari dosa, tentu langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui perbuatan-perbuatan yang dapat mendatangkan dosa, karena banyak orang yang merasa tidak terjebak dalam dosa padahal sejatinya ia sedang melakukannya. Hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan mereka tentang dosa tersebut, sehingga mereka terus-menerus melakukannya setiap hari.
    Dosa adalah perbuatan melanggar perintah Allah dan mengerjakan larangan Allah, padahal perintah dan larangan Allah sudah sangat jelas dicantumkan dalam Al-Qur’an dan Hadis. Untuk mengetahui sebuah perbuatan termasuk dosa atau tidak, Rasulullah memberikan ciri-cirinya, seperti tercantum dalam hadis berikut :
حَدَّثَنِي هَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الْأَيْلِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ يَعْنِي ابْنَ صَالِحٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ نَوَّاسِ بْنِ سِمْعَانَ قَالَ أَقَمْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْمَدِينَةِ سَنَةً مَا يَمْنَعُنِي مِنْ الْهِجْرَةِ إِلَّا الْمَسْأَلَةُ كَانَ أَحَدُنَا إِذَا هَاجَرَ لَمْ يَسْأَلْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ شَيْءٍ قَالَ فَسَأَلْتُهُ عَنْ الْبِرِّ وَالْإِثْمِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
“Telah menceritakan kepadaku Harun bin Sa’id Al Aili; Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Wahb; Telah menceritakan kepadaku Mu’awiyah yaitu Ibnu Shalih dari ‘Abdur Rahman bin Jubair bin Nufair dari Bapaknya dari Nawwas bin Sim’an dia berkata; “Saya pernah tinggal bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selama satu tahun di Madinah. Saya tidak dapat pergi hijrah (bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) karena adanya suatu masalah.” Seseorang dari kami apabila berhijrah biasanya tidak menanyakan tentang sesuatupun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian saya bertanya kepada Rasulullah tentang kebaikan dan dosa. Lalu beliau bersabda: ‘Kebaikan adalah budi pekerti yang baik, sedangkan dosa adalah apa yang terlintas/terdetik dalam dadamu dan kamu tidak suka jika hal itu diketahui orang lain.’ (HR.Muslim)
     Dari Hadis diatas dapat kita lihat bahwa secara fitrah, manusia akan merasa terusik jiwanya, hilang ketentramannya, tertekan dan gelisah ketika melakukan perbuatan dosa sekalipun manusia membenarkan perbuatannya tersebut. Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali, dosa terbagi menjadi dua, yaitu dosa besar dan dosa kecil. Pandangan Imam Al-Ghazali ini berdasarkan firman Allah dalam Q.S An-Nisa’ ayat 31.
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)”.
  Setelah mengenali dosa, kita akan terbantu untuk menjauhkan diri dari jeratannya, sekaligus memperbanyak pundi-pundi pahala. Kalau orang sudah tidak percaya dengan dosa, berarti ia sudah tidak punya kendali untuk membatasi gerak-geriknya.

  1. Mencukur Alis dan Bertato
    Tak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar wanita pasti ingin tampil cantik, sempurna dan menawan. Cara yang dilakukan agar bisa tampil cantik tentu banyak sekali, seperti menggunakan pakaian yang modis, membeli aneka perhiasan termasuk melakukan diet dan olahraga lainnya yang bisa membuat tubuh terlihat lebih indah.
Seiring dengan kemajuan teknologi, alat-alat untuk kecantikan wanita juga banyak bermunculan termasuk cara-cara baru yang digunakan untuk memperindah penampilan. Salah satunya adalah dengan mencukur alis dan menggantinya dengan garis tipis menggunakan pensil alis yang melengkung indah. Memang alis yang tebal dan tidak beraturan dianggap tidak cocok dengan zaman sekarang, sehingga harus dimodifikasi dengan berbagai cara atau bahkan diganti. Bagi sebagian wanita, alis tebal dianggap sebagai noda yang mengotori wajah yang sebelumnya sudah dirias sedemikian rupa dengan Make up .
Dalam hal untuk mempercantik dan memperindah anggota tubuh, para ulama memiliki 2 pandangan. Pertama, mempercantik dan memperindah anggota tubuh untuk menghilangkan cela yang bukan dibawa sejak lahir, seperti karena kecelakaan, maka hukumnya dibolehkan. Kedua, mempercantik dan memperindah anggota tubuh bukan karena cela yang baru datang, cara inilah yang tidak diperbolehkan dan dinilai berdosa.
Mengenai hal ini, Rasulullah bersabda dalam hadis berikut :
أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ حَدَّثَنَا أَبِي قَالَ سَمِعْتُ الْأَعْمَشَ يُحَدِّثُ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْوَاشِمَاتِ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Telah mengabarkan kepada kami Ahmad bin Sa’id ia berkata; telah menceritakan kepada kami Wahb bin Jarir ia berkata; telah menceritakan kepada kami Bapakku ia berkata; Aku mendengar Al A’masy menceritakan dari Ibrahim dari Alqamah dari Abdullah ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat Wanita yang mentato, wanita yang merenggangkan giginya dan wanita yang mencukur bulu alis dengan mengubah ciptaan Allah Azza Wa Jalla.” (H.R An-Nasai)
Dalam hadis diatas, yang termasuk kedalam perkara-perkara yang dilaknat Allah adalah mencukur alis dan menggunakan tato. Pembuatan tato menggunakan jarum yang ditusuk-tusukkan kebagian tubuh, kemudian mengalirkan tinta kedalam bekas tusukan jarum tersebut. Pada zaman sekarang tak jarang kita saksikan wanita-wanita yang memakai tato dengan dalih sebagai gaya wanita modern yang gaul, dan model-model yang digunakan biasanya juga menyesuiakan dengan dunia wanita, seperti kupu-kupu dan bunga. Dalam hal ini Rasulullah juga bersabda :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي ح و حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَاللَّفْظُ لِزُهَيْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا يَحْيَى وَهُوَ الْقَطَّانُ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ أَخْبَرَنِي نَافِعٌ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ الْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ وَالْوَاشِمَةَ وَالْمُسْتَوْشِمَةَ و حَدَّثَنِيهِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَزِيعٍ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ حَدَّثَنَا صَخْرُ بْنُ جُوَيْرِيَةَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdullah bin Numair; Telah menceritakan kepada kami Bapakku; Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain; Dan telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb dan Muhammad bin Al Mutsanna; Dan lafazh ini milik Zuhair keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Yahya yaitu Al Qaththan dari ‘Ubaidullah; Telah mengabarkan kepadaku Nafi’ dari Ibnu ‘Umar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat orang yang menyambung rambut dengan rambut lain dan yang meminta disambungkan, serta orang yang mentato dan minta untuk ditato. Dan telah menceritakannya kepada ku Muhammad bin ‘Abdullah bin Bazi’; Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Al Mufadhdhal; Telah menceritakan kepada kami Shakr bin Juwariyah dari Nafi’ dari ‘Abdillah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan Hadits yang serupa”. (H.R Muslim)
  1. Berdandan menor
      Berdandan menor disini kami artikan dengan berdandan secara berlebihan, seperti menggunakan parfum dengan aroma yang tercium kemana-mana dan memancing selera hidung laki-laki, serta mengundang mata untuk memelototinya. Juga seperti menggunakan gelang tangan dan kaki yang dipasang mencolok, kalung dan perhiasan lainnya yang dipamerkan dengan sangat jelas. Kemudian ia datang berjalan dihadapan para lelaki dengan lenggokan tubuh dengan tujuan agar mereka tergoda, maka wanita seperti inilah yang akan dilaknat oleh Allah. Terkait persoalan ini, Rasulullah bersabda :
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى أَخْبَرَنَا ثَابِتُ بْنُ عُمَارَةَ حَدَّثَنِي غُنَيْمُ بْنُ قَيْسٍ عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا اسْتَعْطَرَتْ الْمَرْأَةُ فَمَرَّتْ عَلَى الْقَوْمِ لِيَجِدُوا رِيحَهَا فَهِيَ كَذَا وَكَذَا قَالَ قَوْلًا شَدِيدًا
“Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya berkata, telah mengabarkan kepada kami Tsabit bin Umarah berkata, telah menceritakan kepadaku Ghunaim bin Qais dari Abu Musa dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Jika seorang wanita memakai wewangian, lalu sengaja melewati suatu kaum agar mereka mencium baunya, maka ia adalah begini dan begini.” Beliau mengatakan itu dengan intonasi yang keras.”
Wanita yang berdandan secara berlebihan serta diiringi dengan niat untuk dipertontonkan kepada para lelaki, akan menimbulkan banyak fitnah dan gosip yang dapat merusak ketentraman hidup, apalagi seorang wanita tersebut telah berkeluarga, tentu akan menimbulkan konflik didalam keluarganya. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam berdandan, menjaga diri dari segala hal yang dapat menimbulkan fitnah juga akan dinilai sebagai kebaikan yang akan menjadi investasi untuk akhirat nanti.
dosa khas wanita yang paling dibenci Allah
  1. Suka Meratap dan meraung-raung
           Pada umumnya, wanita memiliki perasaan yang lebih halus dan lebih sensitif dibandingkan kaum lelaki, sehingga apabila terjadi musibah atau sesuatu yang tidak didinginkan, wanita lebih mudah untuk menangis. Salah satu contohnya adalah ketika seorang wanita ditinggal mati oleh orang yang disayangi dan selama ini melindunginya, seperti anak dan suami. Pada saat seperti inilah seorang wanita biasanya akan berpeluang untuk meratap dan meraung-raung, sampai-sampai ia menjambak-jambak rambutnya, memukul-mukul dadanya, dan mengeluarkan banyak perkataan yang memprihatinkan.
   Perilaku yang seperti ini sama sekali tidak mencerminkan wanita yang berakhlak. Dalam mengadapi musibah, seorang muslimah diajarkan untuk bersikap sabar dan tabah, karena setiap musibah yang terjadi adalah ketentuan dan ujian dari Allah dan pastinya setiap musibah memiliki hikmah yang bisa diambil sebagai pelajaran hidup. Dalam persoalan ini, Rasulullah bersabda :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَابِرٍ الْمُحَارِبِيُّ وَمُحَمَّدُ بْنُ كَرَامَةَ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ عَنْ مَكْحُولٍ وَالْقَاسِمِ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ الْخَامِشَةَ وَجْهَهَا وَالشَّاقَّةَ جَيْبَهَا وَالدَّاعِيَةَ بِالْوَيْلِ وَالثُّبُورِ
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Jabir Al Muharibi dan Muhammad bin Karamah keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari ‘Abdurrahman bin Yazid bin Jabir dari Makhul dan Al Qasim dari Abu Umamah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat wanita yang mencakar-cakar wajahnya, wanita yang menyobek kantong bajunya dan wanita yang berdoa agar binasa dan rusak.”
      Wanita yang meratap dan meraung-raung atas musibah yang menimpanya disebabkan oleh ketidakrelaannya pada takdir Allah, maka jelas ia telah melakukan perbuatan dosa. Selain itu, perbuatan tersebut juga akan membukakan pintu masuk untuk dosa-dosa yang lain, seperti prasangka buruk terhadap ketentuan Allah, kufur nikmat dan melaknat diri sendiri. Maka sudah sepantasnya bagi seorang muslimah agar bisa menjaga kestabilan emosinya dalam menghadapi setiap kejadian yang sudah ditentukan oleh Allah, ketika mendapat nikmat tidak terlalu berlebihan dalam merayakannya dan ketika mendapat musibah tidak berlebihan dalam menyikapinya apalagi sampai meratap dan meraung-raung.
  1. Tidak Adil Diantara Anak
     Sebagian orangtua ada yang sengaja memberikan perhatian khusus dan istimewa kepada sebagian anak mereka. Anak-anak tertentu diberikan berbagai fasilitas, semua kebutuhannya dipenuhi, segala perilakunya dipuji, sedang anak yang lainnya diperlakukan sebaliknya. Tak jarang, ibulah yang sering melakukan hal seperti ini. Ibu yang kadang menyembunyikan makanan dari anak yang satu untuk diberikan kepada anak yang lain, memberikan uang kepada seorang anaknya tanpa sepengetahuan anak yang lain  .
Perbuatan seperti ini tentu saja tidak baik dan dapat menimbulkan dosa jika perbuatan tersebut dilakukan tidak dengan alasan yang benar. Alasan seperti, anaknya sedang sakit, banyak utang sehingga kesulitan membayarnya, tidak memiliki pekerjaan, memiliki keluarga besar, atau sedang menuntut ilmu. Jika dalam keadaan-keadaan seperti ini, perbuatan tersebut dibolehkan. Hal-hal semacam ini dilarang karena dapat menimbulkan banyak efek samping berikut ini :
  • Timbulnya kecemburuan diantara anak
  • Menimbulkan permusuhan
  • Membuat anak yang selalu diistimewakan memiliki sifat manja, gila pujian dan senang atas penderitaan orang lain
  • Timbulnya rasa kecewa pada anak yang selalu tidak diistimewakan
  • Anak yang kurang diperhatikan akan cenderung tidak memiliki rasa utang budi dan rasa cinta yang besar kepada orang tua, sehingga merasa tak perlu berbuat baik kepada orang tua
  1. Menggugurkan kandungan
    Mengenai perbuatan menggugurkan kandungan atau aborsi ini, Allah berfirman dalam Q.S Al-Isra’ ayat 31.
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu Karena takut kemiskinan. kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.”
Ayat diatas adalah penjelasan yang sangat jelas dan tegas dari Allah tentang membunuh anak atau aborsi ini. Lilitan kemiskinan atau kekhawatiran akan tantangan kehidupan bisa memaksa seseorang untuk melakukan aborsi. Ada juga melakukannya dengan motif lain, seperti takut menanggung malu karena telah melakukan perbuatan zina.
Jika kita lihat kepada masa silam, pada zaman jahiliyyah, anak-anak dibunuh setelah lahir dan tau jenis kelaminnya, tetapi pada zaman sekarang anak-anak dibunuh sebelum mereka lahir. “Kemajuan” ini bukan sesuatu yang patut dibanggakan tetapi suatu indikasi bahwa umat sekarang tak obahnya seperti umat jahilyyah zaman dahulu bahkan lebih parah.
  1. Bergunjing
Bergunjing adalah salah satu perbuatan tercela yang sangat dilarang oleh agama. Mengenai pengertian bergunjing, Rasulullah bersabda :
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ
“Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah dan Ibnu Hujr mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Isma’il dari Al A’laa dari Bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bertanya: “Tahukah kamu, apakah ghibah itu?” Para sahabat menjawab; ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.’ Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai.’ Seseorang bertanya; ‘Ya Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan? ‘ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: ‘Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu ada padanya, maka berarti kamu telah menggunjingnya. Dan apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah membuat-buat kebohongan terhadapnya.” (H.R Muslim)
Perbuatan gunjing ini bermacam-macam, bisa menyangkut jasmaniyyah, agama, kekayaan, hatinya, akhlaknya, bentuk lahiriahnya dan lain sebagainya. Banyak orang, terlebih kaum wanita yang menganggap bahwa perbuatan menggunjing adalah persoalan yang biasa dan remeh. Padahal dalam Al-Qur’an Allah telah jelas menyampaikan dalam Q.S Al-Hujurat ayat 12.
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
Perumpamaan dalam Al-Qur’an ini sudah pernah kita saksikan, yaitu pada saat Indonesia digegerkan oleh seorang kanibal yang bernama Sumanto. Kita semua merasa jijik dengan perbuatan yang ia lakukan, padahal dosa dari perbuatan gunjing disamakan dengan perbuatan yang dilakukan Sumanto itu dan kebanyakan dari kita masih terus-menerus melakukannya.
  1. Berlagak Sok Wanita Shalihah
          Wanita yang sok shalihah adalah wanita-wanita yang ketika berada di keramaian menunjukkan sikap yang sangat baik dan taat sekali terhadap agama, tetapi ketika ia sendirian ia melepaskan itu semua, ia berubah menjadi wanita yang amat berani melanggar ajaran agama. Wanita ini bersikap layaknya wanita shalihah, mulai dari pakaian yang ia gunakan, sampai kepada menunjukkan ibadah-ibadah yang ketika ia sendirian tidak pernah dilakukannya.
Wanita-wanita seperti ini sangat dibenci oleh Allah, ia menyimpan keburukan dan kebusukkan dibalik kerudung dan bajunya. Ia takut kalau orang lain mengetahui keadaannya yang sebenarnya, keburukan-keburukan yang sering ia lakukan sehingga ia menutupnya dengan berlagak sok wanita shalehah.
Kita semua memang mengharapkan banyaknya wanita shalehah, karena akan membuat ketentraman dunia, tetapi itu hanya akan terwujud oleh wanita shalehah yang sejati, bukan oleh wanita shalehah gadungan seperti yang telah dijelaskan diatas.
Demikian postingan kali ini, semoga dengan mengetahui dosa-dosa diatas, dapat memberikan lecutan kepada diri kita agar selalu berhati-hati dalam berbuat, karena bisa saja hal-hal yang kita anggap biasa, sejatinya adalah dosa yang dapat menjerumuskan kita kepada kemurkaan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar